Building a Website is Kind of Like Painting a Masterpiece
Divi - building website is kind of like painting a masterpiece
Seberapa sering anda melihat iklan ini tayang di layar smarphone atau laptop anda ketika membuka youtube?
Mungkin setelah 5 detik penayangannya anda langsung mengklik tombol skip di sudut bawah.
Tetapi tahukah anda apa yang sedang dibicarakannya? Saya mencoba menonton videonya sampai habis. Tidak lama hanya sekitar satu setengah menit.
Kalimat awal dikatakan bahwa “building a website is kind of like painting a masterpiece except it’s nothing like painting a masterpiece” - membangun sebuah situs web adalah seperti melukis suatu mahakarya.
Begitula potongan kalimat pertama sebelum anda menekan tombol skip.
Iklan itu membahas tentang membuat website seperti keinginan kita, hanya seputar tampilan website saja, bukan tentang bagaimana isi kontennya.
Setelah menonton videonya, saya berpikir, bahwa benar juga yang dia katakan si mbak.
Membuat website memang sesuatu mahakarya. Bagi seorang bloger pemula yang baru mengenal dunia blogging seperti saya ini adalah “sesuatu”.
Mulai dari memikirkan apa kontennya dan hingga bagaimana tampilannya. Sungguh merupakan sesuatu karya bagi si pemiliknya.
Saya sendiri sudah merasakan betapa susahnya memulai suatu situs hingga berisi konten-konten yang bisa bermanfaat bagi pembaca. Kalau melihat ke belakang di saat-saat belum banyak website di internet. Yang bisa dikunjungi itu-itu saja, betapa banyak waktu dan tenaga yang dikeluarkan oleh si pembuat websitenya untuk membuat website mejadi gemuk, ramai pengunjung, dan tampil bagus.
Ketika ingin mengedit tampilan, misalnya ingin memasukkan menu navigasi saja, betapa senangnya saya bisa melihat tulisan di navigasi bisa berubah di halaman website. Ketika mengubah warna, mengubah ukuran font, dan itu semua masuk ke css, saya sudah senang sekali. Ada pengetahuan yang saya dapatkan dari situ.
Wajarlah bagi saya yang tidak tahu dasar web programming, menciptakan website yang bisa kelihatan bagus. Meskipun desain masih pakai milik orang lain tetapi di masa depan nanti saya harap bisa membuat template sendiri.
Sekarang, di tengah banyaknya template blogger dan wordpress yang bertebaran di internet, betapa banyaknya karya yang dihasilkan orang-orang para desainer website (pembuat template). Lalu seiring waktu semakin hari semakin banyak pula orang yang membuat website, tampilan pun berbeda-beda. Betapa banyak karya masterpiece dan saya pikir tidak ada yang ingin punya tampilan yang sama persis.
Saya pikir betapa hebatnya para masterpiece pembuat template itu, sebut saja mas sugeng riyadi, atau bung frangki yang template nya sedang saya pakai ini. Membuat sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain ternyata bukan hal yang mudah.
Meskipun tidak semua orang menggunakan karyanya, di situlah saya sadar bahwa kita tidak bisa menjadi master di segala hal. Cukup fokus pada satu hal dan menjadi master di bidang itu.
Bagaimana menurut anda?