Cara Kerja Segitiga Exposure Pada Kamera Khusus Pemula Fotografi
Memahami diafragma, speed dan ISO dalam segitiga exposure pada kamera
mrfdn - Tidak jarang kita mendengarkan orang komplain, kok fotoku gelap! kok foto nya terlalu terang! bla.. bla.. Bisa diasumsikan bahwa orang yang memotretnya tidak begitu memahami tentang exposure. Bingung setelan kamera yang benar, sehingga ujung-ujungnya memilih mode Auto saja, dan itupun mereka masih tidak puas dengan hasilnya.
Tulisan kali ini membahas tentang kamera secara teknis. Hal ini sangat penting bagi yang masih pemula dan merasa penasaran tentang fotografi. Pemahaman tentang rumus segitiga exposure ini sangat diperlukan. Mengapa saya mengatakan demikian? Sebab dengan memahami ini anda bisa bisa melakukan eksperimen fotografi.
Ini adalah dasar atau pondasi yang harus ditanam secara kuat bagi mereka yang memasuki dunia fotografi. Semua hal teknis tentang fotografi bermuara kepada segitiga exposure ini.
Untuk memulai pembahasan kali ini mari kita mencari tahu terlebih dahulu apa itu segitiga exposure. Dalam exposure ada 3 komponen yang saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugasnya dalam membuat sebuah foto. Ketiga hal itu adalah ISO, Diafragma dan Speed. Mari kita bahas satu per satu terlebih dahulu.
Artikel lain :: Anatomi kamera dan cara kerja kamera
Diafragma
Diafragma atau biasa juga disebut dengan aperture dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah bukaan. Diafragma ini terletak di dalam lensa. Diafragma adalah kumpulan irish yang saling berdempetan yang membentuk oktagon.
Diafragma memiliki satuan F. Mekanisme kerja diafragma adalah mengatur besar kecil lubang tempat masuknya cahaya. Semakin besar lubang yang dihasilkan maka ditandai dengan bukaan besar, yang memiliki angka kecil seperti f/1.4, f/1,2. Semakin tinggi angka diafragma maka semakin kecil pula lubang f yang terbuka (f/11, f/22).
Efeknya adalah ketika menggunakan lubang kecil maka cahaya yang masuk sedikit. Karena cahaya yang masuk hanya sedikit maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas untuk membuat citra foto menjadi lebih lama.
Selanjutnya efek ketika menggunakan diafragma dengan bukaan besar maka jarak fokus kamera terhadap objek menjadi lebih sempit. Sehingga benda yang berada di belakang objek foto yang menjadi fokus kita akan menjadi tidak fokus, buram, blur, atau dikenal dengan istilah bokeh.
Untuk melakukan foto model, memiliki lensa dengan diafragma bukaan besar adalah sebuah keuntungan tersendiri. Orang bisa terpesona ketika melihat foto dengan objek memiliki bokeh.
Baca juga :: 9 Tips Memaksimalkan Foto Model dengan Menggunakan Lensa 50mm
Tetapi hal demikian tidak berlaku bagi anda yang suka foto landscape. Sejatinya foto landscape adalah memperlihatkan segala yang ada di dalam frame foto itu terlihat fokus. Fokus dari objek terdekat dengan kamera sampai objek yang terlihat jauh di depan sana.
Untuk mendapatkan foto dengan fokus yang lebar maka anda harus menggunakan diafragma yang sempit. Misalnya f/11, f/16, dst.
Sweet spot pada lensa
Berbicara mengenai lensa, dikenal dengan istilah sweet spot. Sweet spot ini adalah kemampuan lensa untuk menciptakan titik ketajaman yang maksimal. Setiap lensa memiliki sweet spot yang berbeda-beda. Misalnya, lensa kit 18-55 adalah lensa dengan sweet spot yang berada di f/11. Di sana anda akan melihat ketajaman maksimal dari lensa tersebut.
Speed
Speed atau biasa disebut kecepatan rana. Dengan kata lain, lama waktu exposure. Maksudnya berapa lama yang dibutuhkan kamera untuk menghasilkan suatu gambar. Jika kita melakukan shutter speed pada kamera. Seketika foto sudah bisa kelihatan pada layar lcd kamera. Ya kan! Nah mungkin waktunya tidak sampai satu detik. Itulah yang disebut dengan kecepatan rana.
Satuan rana disebut detik/second. Dalam fotografi kecepatan rana sangat mempengaruhi hasil kamera. Misalnya jika anda mengejar moment, maka anda harus menggunakan kecepatan di atas 1/200, 1/500 second, atau lebih cepat. Pasalnya jika lebih lambat dari itu maka hasil foto akan shake/goyang.
Apa sebabnya?
Karena lama waktu exposure kamera menjadi lambat. Ini juga berlaku bagi fotografer olahraga dan fotografer wartawan. Pengaturan kecepatan sangat diperlukan untuk mendapatkan moment terbaik.
Berbeda lagi ketika kita mengambil foto landscape, untuk menciptakan efek awan bergerak atau efek motion pada ombak, atau membuat air terjun menjadi halus, maka disini dibutuhkan speed yang rendah. Misalnya 1/3, 1", 10", 30" atau lebih lambat lagi. Semakin lambat maka semakin halus efek yang didapatkan.
Baca juga :: Foto landscape long exposure dengan memainkan speed
ISO
ISO adalah komponen digital yang berada di dalam body kamera. Fungsinya yaitu sebagai elemen yang menangkap cahaya yang masuk melalui lensa. ISO sama halnya dengan asa yang mana hal asa biasa diterapkan pada kemera non digital. Pada kamera analog asa ini terdapat pada roll film yang dipakai pada kamera tersebut.
ISO ini mengenai seberapa sensitif kamera dalam menangkap cahaya. Efek buruk dari ISO tinggi (seperti ISO 800, 1600 atau ke-atas adalah terkadang foto menjadi noise (berbintik-bintik). Secara teknis noise timbul karena kurang mampunya kamera dalam menangkap cahaya dalam kondisi yang minim cahaya.
Penggunaan ISO yang tinggi sebaiknya dihindari. ISO adalah hal pertama yang diperhatikan ketika melakukan settingan terhadap kamera. Sama saja ketika kita menggunakan kamera analog, pertama-tama kita pasti menentukan mau menggunakan roll film dengan asa berapa.
Penggunaan ISO tinggi biasanya dilakukan saat cahaya di sekitar menjadi redup. Secara otomatis mata kita tidak bisa merasakannya, sebab mata kita bisa langsung menyesuaikan apa yang dilihatnya. Berbeda dengan kamera, kemampuan kamera dalam merekam cahaya adalah kemampuan yang sangat terbatas. Sehingga untuk menampilkan hasil foto yang terang dan normal maka dengan meningkatkan nilai isi adalah salah satu pilihan yang dapat dipilih oleh fotografer.
Normalnya ISO digunakan di luar ruangan ketika cahaya matahari sedang bersinar terang adalah isi rendah seperti ISO 100 atau 200 saja. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa anda masih bisa menggunakan ISO dengan nilai tinggi seperti 1600. Cuma pertanyaannya kenapa mesti menggunakan ISO tinggi tinggi ketika cahaya disekitar masih terang menderang? Toh ISO 100 sudah cukup kok untuk itu.
Ingatlah untuk menyetel kamera dengan ISO rendah terlebih dahulu ketika memulai memotret.
Cara kerja diafragma, speed dan ISO
Dari pengertian diafragma, speed, dan ISO di atas mari kita kenali cara kerja ketiga komponen tersebut.
1. Cahaya akan masuk ke dalam kamera diatur banyaknya melalui lubang aperture. Jika bukaan diafragma terlalu besar maka foto akan over exposure, jika bukaan diafragma terlalu kecil maka foto akan menjadi gelap.
2. Untuk menangkap cahaya tersebut, komponen ISO sudah bersiap-siap di dalam kamera. Jika ISO terlalu tinggi maka foto akan menjadi over exposure, jika terlalu rendah maka foto akan terlihat gelap.
3. Fungsi speed kemudian yang mengatur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan exposure tersebut. Jika terlalu lama maka foto menjadi over exposure, jika terlalu singkat maka foto akan menjadi gelap.
4. Untuk mengatur exposure yang pas, di dalam kamera terdapat suatu alat pengukur cahaya yang disebut dengan lightmeter. Lightmeter ini berfungsi untuk mengukur exposure yang masuk ketika kita menggunakan suatu settingan tertentu. Misalnya kita melakukan settingan diafragma dengan f/5.6, pada viewfinder atau di layar lcd kamera akan memberitahukan untuk menggunakan speed yang digunakan apakah itu speed cepat atau lambat. Lightmeter ini ditandai dengan gambar titik-titik yang terletak di bagian bawah viewfinder. Jika titik itu berhenti tepat di tengah maka itulah exposure yang tepat untuk objek yang anda bidik.
Untuk mendapatkan exposure foto yang pas, fungsi otomatis dalam kamera adalah hal yang sangat mudah. Namun anda tidak akan mengetahui apa-apa, hanya akan menunggu hasil foto tersebut di layar lcd.
Jika bukaan diafragma berubah maka ISO, dan speed juga pasti akan berubah. Begitupun sebaliknnya, jika kita mengatur berapa speed yang diinginkan, maka ISO dan diafragma juga pasti akan berubah.
Jika anda masih berlatih menggunakan kamera, sangat dianjurkan untuk menguasai terlebih dahulu segitiga exposure ini. Dengan menguasai ini maka anda tidak akan kesulitan nantinya ketika ingin membuat foto yang bagus dan kreatif. Segitiga exposure ini adalah dasar dari terciptanya suatu karya fotografi.
Artikel lain :: Memaksimalkan Komposisi Foto