Hadis Nabi Tentang Puasa
kumpulan hadis nabi tentang puasa
Hadis-hadis Nabi Muhammad Saw tentang puasa di bawah ini merupakan kutipan-kutipan pertanyaan sahabat mengenai permasalahan puasa. Saat mereka merasa kebingungan terkait dengan puasa yang mereka jalani maka permasalahan tersebut diajukan ke Nabi SAW hingga mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Mudahan ulasan ringkas ini, bisa menambah khazanah pengetahuan dalam menjalankan puasa wajib maupun puasa sunnah yang akan kita kerjakan.
Tidak Sengaja Makan & Minum
Seorang sahabat bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah, Saya lupa sehingga makan dan minum, padahal saya sedang berpuasa.” Beliau menjawab :
”Allah telah memberimu makan dan minum” (HR. Abu Daud).
Dalam riwayat Ad-Daruquthni dengan sanad shahih disebutkan “Sempurnakan puasamu dan kamu tidak wajib mengqadhanya, sesungguhnya Allah telah memberimu makan dan minum” peristiwa itu terjadi pada hari pertama di bulan Ramadhan.
Pernah juga beliau ditanya tentang benang putih dan hitam, jawab beliau :
”Yaitu terangnya siang dan gelapnya malam.” (HR. An-Nasa’i).
Mendapati Subuh dalam Keadaan Junub
“Seorang sahabat bertanya: “Saya mendapati shalat shubuh dalam keadaan junub, lain saya berpuasa -bagaimana hukumnya-? Jawab beliau :
“Aku juga pernah mendapati Shubuh dalam keadaan junub, lantas aku berpuasa. “Ia berkata: “Engkau tidak seperti kami wahai Rasulullah, karena Allah telah mengampuni semua dosamu balk yang lalu ataupun yang belakangan. Nabi shallallahu halaihi wasallam menjawab: “Demi Allah, sungguh aku berharap agar aku menjadi orang yang paling takut kepada Allah dan paling tahu akan sesuatu yang bisa dijadikan alat bertakwa . “(HR. Muslim).
Baca juga : Cara mandi junub yang benar
Menjalankan Puasa saat Bepergian
*Beliau pernah ditanya tentang puasa di perjalanan, maka beliau menjawab :”Terserah Kamu, boleh berpuasa boleh pula berbuka “(HR. Muslim).
*Hamzah bin ‘Amr pernah bertanya: “Wahai Rasulullah, saya mampu berpuasa dalam perjalanan, apakah saya berdosa?” Beliau menjawab:”Ia adalah rukhshah (keringanan) dari Allah, barangsiapa mengambilnya baik baginya dan barangsiapa lebih suka berpuasa maka ia tidak berdosa. ” (HR. Muslim).
Qadha Puasa Tidak Berurutan
*Sewaktu ditanya tentang meng-qadha’ puasa dengan tidak berturut-turut,
beliau menjawab : “Hal itu kembali kepada dirimu (tergantung kemampuanmu), bagaimana pendapatmu jika salah seorang di antara kamu mempunyai tanggungan hutang lalu mencicilnya dengan satu dirham dua dirham, tidakkah itu merupakan bentuk pelunasan? Allah Maha Pemaaf dan Pengampun. ” (HR. Ad-DaYuquthni, isnadnya hasan).
Meninggal & Memiliki hutang Puasa
*Ketika ditanya oleh seorang wanita: “Wahai Rasulullah, ibu saya telah meninggal sedangkan ia berhutang puasa nadzar, bolehkah saya berpuasa untuknya?
Beliau menjawab : “Bagaimana pendapatmu jika ibumu memiliki tanggungan hutang lantas kamu lunasi, bukankah itu membuat lunas hutangnya? la berkata, ‘Benar’.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Puasalah untuk ibumu.’ Hadits Muttafaq ‘Alaih) (Lihat I’laarnul Muwaqqii’in ‘An Rabbil ‘Aalamiin, oleh Ibnul Qayyim, 4/266-267)
Baca juga : Metode penelitian hadist
sumber : tongkronganislami.net