Keutamaan dan Pahala Wanita Sholat di Rumah
Sholat istri di rumah lebih utama daripada sholat berjamaah di mesjid bersama Rasulullah. Hal ini berdasarkana beberapa hadits Nabi berikut ini:
Menurut Rasulullah sholat istri (wanita) di kamar tidur lebih bagus daripada sholat di belakang. Sholat dibelakang lebih bagus daripada sholat di tengah rumah. Sholat di tengah rumah lebih bagus daripada sholat dimesjid berjamaah dengan Rasul. Alasan kenapa dikamar tidur lebih utama/bagus karena di kamar itu lebih tertutup dan jauh dari fitnah. Malah seorang istri itu lebih utama sholat sendirian daripada sholat berjamaah. Seperti hadist yang diriwayatkan Ummi Salamah “sholat istri sendirian mengungguli sholat berjamaah dengan laki-laki lain setara 25 derajat”
Sudah berkata Rasulullah Muhammad saw sebenar-benarnya yang paling dicinta sholat istri oleh Allah swt adalah sholatnya di tempat paling tersenbunyi (paling tertutup) di dalam rumah.
Rasulullah juga berkata sebenar-benarnya istri yang keluar rumah tanpa ada perlu yang mendesak/penting (keluar karena ingin main), maka melotot ke istri itu setan. Menurut setan tidak semata-mata istri itu lewat dihadapan seseorang, maka akan menjadi fitnah si istri untuk orang itu.
Serta kalau ada istri dandan, kemudian ditanya oleh ahlinya (suaminya) akan kemana, lalu si istri menjawab akan menengok orang sakit, melayad orang meninggal, atau mau berjamaah sholat di mesjid. Nah hal-hal tersebut diatas adalah ibadah yang bagus, tapi kalau dibandingkan dengan sholatnya istri sendirian di rumah lebih bagus sholat istri di rumah. Begitu juga lebih bagus diam di rumah bagi si istri daripada menengok orang sakit atau meninggal.
Riwayat dari para sahabat
Diceritakan oleh Imam Abi Muhammad, menurutnya dia pernah melihat sayyid ‘Abdulloh mengeluarkan para istrinya dari mesjid sambil berkata segeralah kalian pulang ke rumah masing-masing, karena diamnya para istri lebih utama daripada berdiam di mesjid.
Sudah diriwayatkan bahwa ada seorang istri yang lewat ke hadapan Abu Huroiroh ra dengan wewangian yang sangat berlebihan, lalu Abu Huroiroh menanyakan kepada perempuan itu hendak kemana, dijawab oleh si perempuan hendak ke mesjid. Lalu Abu Huroiroh bertanya lagi kenapa memakai minyak wangi, dijawab oleh si perempuan memang memakai wewangian. Lalu oleh Abu Huroiroh si perempuan disuruh pulang dan mandi. Karena Abu Huroiroh pernah mendengar Rasulullah bersabda “Allah swt tidak akan menerima sholatnya istri yang keluar dari rumahnya masuk ke mesjid, sedangkan wanginya terasa/orang lain membauinya”. Maka kemudian si istri itu kembali lagi ke rumahnya dan mandi (untuk menghilangkan wanginya).
Menurut Rasulullah Muhammad saw perempuan yang meminta tolaq kepada suaminya tanpa ada udzur, dan istri yang sering keluar berdandan dan sering terlihat laki-laki lain, nah istri yang seperti itu adalah istri yang munafiq dengan munafiq ‘amaliyah.
Sudah diriwayatkan oleh Siti ‘Aisah ra waktu Rasulullah saw sedang duduk di mesjid bersama para sahabat, lalu muncullah seorang perempuan masuk dengan pakaian yang ginding (gaya) dan membagus-baguskan jalannya, tegasnya sombong di itu mesjid. Kemudian Rasul berkata bahwa harus orang-orang harus melarang istri-istrinya memakai pakaian bagus, dan melarang istri-istri membagus-baguskan jalan di mesjid, karena sebenar-benarnya kaum Bani Israil itu telah dilaknat disebabkan gaya dalam berpakaian dan membagus-baguskan jalan (lenggak lenggok) di mesjid.
Rasulullah berkata siapa saja perempuan yang memaki wewangian, lalu keluar lewat ke kaum pria, dengan tujuan supaya wanginya tercium, maka istri yang demikian itu sama saja dengan zina walaupun dalam bentuk yang berbeda. Karena tiap-tiap mata yang melihat sesuatu yang diharamkan , nah mata itu ber zina.
Sudah berkata Rasulullah Muhammad saw bahwa beliau sudah diperlihatkan surga, dimana mayoritas penduduk surga itu adalah orang-orang fakir di dunia nya. Maksudnya adalah di surga mayoritas orang fakir karena di dunia juga mayoritasnya orang fakir. Nah orang fakir yang masuk surga itu karena kesholehannya, kalau tidak sholeh orang fakir itu tidak akan masuk surga. Orang kaya sedikit masuk surga, karena memang di dunia nya juga orang kaya itu sedikit, serta orang kaya kebanyakan bandel. Tetapi tidak setiap orang kaya tidak akan masuk surga, banyak juga orang kaya yang masuk surga karena kesholehannya.
Begitu juga sudah diperlihatkan kepada Rasulullah saw neraka, dimana mayoritas penghuninya adalah perempuan. Nah perempuan yang masuk neraka itu adalah perempuan yang tidak to’at kepada Allah swt, tidak to’at kepada Rasulullah, tidak turut kepada suaminya. Apabila perempuan itu to’at kepada Allah, Rasulullah, dan suaminya maka dia akan masuk surga, tetapi perempuan yang seperti itu sedikit. Yang menyebabkan istri banyak masuk neraka juga karena istri (perempuan) sering bergaya, dandan berlebihan, segala hal dipakai, kemudian keluar rumah, sehingga menimbulkan fitnah bagi orang-orang walaupun badan si istri itu selamat.
Tetapi tidak selamat bagi orang-orang yang melihat dia. Oleh sebab itu menurut Rasulullah perempuan itu ‘aurat, artinya perempuan itu jelek apabila terlihat oleh yang bukan mahram. Maka apabila perempuan keluar dari rumah setan melihatnya, dan berniat akan menimpakan sesat dan fitnah ke perempuan itu. Oleh karena itu paling dekatnya istri dari rohmat Allah adalah istri/perempuan yang ada di dalam rumah.
Dalam satu riwayat, wanita itu ‘aurat, tegesnya tidak bisa dipercaya, oleh karena itu harus mengerem kita semua kepada istri-istri supaya diam di rumah. Serta setengahnya dari dosa besar bagi istri/wanita, kalau dia mempunyai suami kemudian keluar rumah tanpa idzin suaminya walaupun melayad orang tuanya yang meninggal.
Imam Hatim Al Asom berkata bahwa istri yang solihah adalah tiangnya agama dan menjadikan rame rumah serta sering membantu to’at kepada Allah. Sedangkan istri yang tidak solihah adalah istri yang menghancurkan hati suaminya dan suka tertawa-tawa.
Menurut Sayyidina ‘Abdulloh putra Sayyidina ‘Umar ciri istri calon penghuni neraka adalah kalau ada suaminya istri itu suka tertawa-tawa sambil memperlihatkan kegembiraannya, dan kalau tidak ada suaminya khianat dan cedera kepada suaminya.
Imam Hatim Al Asom berkata setengah dari ciri istri sholih yaitu istri itu cinta kepada suaminya karena takut kepada Allah, serta kalau kekayaannya istri itu yaitu merasa cukup dengan bagiannya dari Allah, perhiasannya istri itu adalah baik (ringan tangan/sopan) dengan perkara yang dimilikinya, ibadahnya istri itu adalah bagus dalam melayani suaminya, dan himah nya istri itu adalah sesuatu untuk mati.
Sudah diceritakan didalam kitab Ihya ‘Ulumuddin karangan Imam Ghozali. Sudah keluar seorang lelaki dari rumahnya (menurut sebagian untuk berdagang, menurut sebagian lagi untuk berperang), rumahnya itu di tingkat paling atas, sebelum keluar rumah dia berwasiat ke istrinya agar tidak keluar rumah selagi dirinya belum pulang. Diceritakan bahwa bapaknya istri itu ada di tingkat paling bawah, lalu bapaknya itu sakit keras dan ingin ditengok oleh anaknya.
Kemudian istri itu mengutus seseorang kepada Rasulullah, meminta idzin agar bisa menengok bapaknya, tetapi Rasulullah tidak mengizinkan (harus turut perintah suami). Lalu meninggallah bapaknya itu, lalu si istri mengutus kembali seseorang ke Rasulullah agar diperbolehkan layad ke bapaknya, jawaban Rasulullah masih tetap yaitu tidak memperbolehkan (harus tetap turut ke suami). Lalu dikuburlah bapaknya itu, sehingga si istri tidak sempat menengok, melayad karena dilarang oleh Rasulullah mengingat wasiat suaminya. Setelah beberapa lama Rasulullah menyuruh seseorang kepada si istri untuk menyampaikan pesan bahwa harus berbahagia karena Allah telah mengampuni dosa bapaknya, artinya bapaknya itu dimasukkan ke surga oleh Allah disebabkan turutnya si istri terhadap suami.
Faidah : ada seorang istri tua wasiat kepada putra istrinya, agar menjaga terhadap suami 10 perkara, maka suami akan menyayanginya.
- Harus qonaah, artinya merasa cukup dengan hasil pemberian suami.
- Harus mendengarkan dengan baik ketika suami bicara dan harus turut terhadap suami.
- Harus menghilangkan ke tempat terlihatnya kejelekan oleh suami ke istri.
- Harus menghilangkan bau yang tidak sedap dari istri, artinya si suami hanya mencium yang wangi-wangi saja.
- Dimana-mana suami sudah lapar, makanan itu harus sudah matang, karena laparnya yang sangat akan membuat hati menggerutu.
- Apabila suami tidur, si istri harus sudah ada di sampingnya.
- Harus menjaga harta suami.
- Menjaga dan menghormat kepada saudara suami dan anak istrinya yang lain.
- Jangan membantah perintah suami, kalau membantah/meniadakan maka sama halnya dengan menipu suami.
- Jangan membuka rahasia suami, karena kalau membukanya tidak akan selamat ketika meminta maaf ke suami. Jangan pula memperlihatkan kegembiraan di saat suaminya sedang mengalami kebingungan dan kesedihan. Begitu juga tidak boleh memperlihatkan kesedihan apabila suami sedang mengalami kegembiraan.
Rasulullah berkata apabila istri keluar dari rumah sedangkan suaminya tidak senang atau tidak ridho atau tanpa idzin, maka dia akan dilaknat oleh seluruh malaikat yang ada di langit, dan akan dilaknat oleh setiap perkara yang dilewati oleh si istri, sampai dengan dia kembali ke rumah atau bertaubat ke suaminya.
Rasulullah berkata apabila ada seorang istri yang hamil oleh suaminya, dan suaminya ridho terhadap dirinya karena bakti dan nurutnya, nah hamilnya istri itu akan diganjar oleh Allah seperti ganjaran orang yang puasa di siang hari dan malamnya sholat tahajjud sambil perangnya meninggikan agama Allah. Serta apabila terasa sakitnya melahirkan, Allah tidak akan memberitahu ahli langit dan ahli bumi tentang pahala yang disembunyikan untuk si istri dari kegembiraan yang jadi matanya.
Dimana melahirkan anaknya, maka tidak semata-mata keluar dari susunya dengan seteguk (air susu yang disedot), buat dia satu kebaikan. Apabila anaknya terbangun karena ingin menyusu, maka ganjarannya seperti 70 ‘abid yang dimerdekakan di jalan to’at ibadah kepada Allah dengan ikhlas.
Berkata Rasulullah saw sebenar-benarnya seorang lelaki kalau melihat istrinya, begitu pun juga si istri melihat suaminya, maka Allah melihat kepada istri dan suami dengan melihat rohmat, tegasnya melihat dengan sayang. Lalu berdekatanlah mereka berdua, telapak tangan istri dipegang oleh suami, maka berleburanlah dosa kecil suami istri dari sela jari-jarinya.
Menurut Rasulullah saw apabila seorang lelaki men jima’ istrinya, maka dituliskan untuk lelaki itu ganjaran satu anak laki-laki yang perang fisabilillah (berperang meninggikan agama Allah), lalu anak laki-laki itu dibunuh oleh orang kafir, sehingga si anak itu .mati syahid, kalau niatnya jima’ nya ingin punya anak tukang perang.
Harus diketahui bahwa jima’ dengan maksud punya anak itu termasuk juga ibadah dilihat dari 4 wajah :
- Muwafaqoh, menyamai terhadap mahabbah kepada Allah swt disebabkan menghasilkan anak (supaya tetap ada jenis manusia di alam dunia).
- Mencari cinta dengan memperbanyak umatnya, yang akan dibanggakan Rasul di hari kiamat.
- Mencari keberkahan dari anak sholeh setelah orangtuanya meninggal.
- Mencari syafaat, apabila si anak tersebut meninggal ketika masih kecil (meninggalnya mendahului ibu bapaknya)
Diambil dari kitab ‘Uquudullujaen karangan Syeikh Muhammad Bin Umar Nawawi