Khutbah Jumat Terbaru 2024: Berhaji Wada’ Bersama Nabi SAW
Materi Khutbah Jumat Pilihan Terbaru 2022: Berhaji Wada’ Bersama Nabi SAW
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات وبفضله تتنزل الخير والبركات وبتوفيقه تتحقق المقاصد والغايات . أشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له خالق الأرض والسموات ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الذي أمر أمته بفعل الخيرات وترك المنكرات . اللهم صل وسلم علي أشرف المخلوقات سيدنا محمد وعلي آله وصحبه السابقين إلي الخيرات . أما بعد : فياأيها المسلمون الحاضرون : اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون . قال الله سبحانه وتعالي في القرآن الكريم وهو أصدق القائلين . أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ، بسم الله الرحمن الرحيم : ” تلك الدار الآخرة نجعلها للذين لا يريدون علوا ولا فسادا والعاقبة للمتقين.”. صدق الله العظيم وبلغ رسوله النبي الكريم ونحن علي ذلك من الشاهدين والشاكرين والحمد لله رب العالمين
Pertama-tama, kembali kita bermunajat kepada Allah serya memanjatkan puji syukur ke hadirat-Nya atas segala limpahan taufiq, rahmat dan hidayah-Nya sehingga tidak terasa saat ini kita tengah berada pada pertengahan bulan Dzulhijjah, bulan yang dimuliakan Allah swt.
Tak lupa pula kami kirimkan salawat dan salam atas junjungan Nabi besar kita Muhammad saw, sebagai bapak dan pemimpin besar revolusi dunia umat manusia yang telah mewariskan kepada kita din sebagai dasar pandangan dan keyakinan hidup yang tak dapat disaingi, ditandingi dan diatasi oleh filsafat, aljaran dan aliran kepercayaan buatan manusia manapun sejak dahulu, sekarang bahkan di masa-masa yang akan datang.
Pada bulan ini, beberapa peristiwa besar yang menjadi kebesaran dan keagungan umat Islam dalam perjalanan sejarah kehidupannya, antara lain jutaan umat Islam sekarang ini telah memenuhi panggilan Allah untuk melaksanakan ibadah Haji, juga baru 2 hari yang lalu kita telah merayakan hari kebesaran kita, yaitu, hari raya ‘Id al-Adha sebagai wujud penghambaan diri kita kepada Allah yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan hewan Qurban sebagai wujud rasa solidaritas kita kepada sesama umat Islam khususnya dan manusia secara keseluruhan.Baca Juga Khutbah Jumat Terbaru 2017 lainnya:
Jamaah jum’at yang berbahagia
Dalam kesempatan Khutbah Jum’at perkenankanlah kami selaku khatib mengajak hadirin semua untuk beberapa jenak mengenag suatu pristiwa besar yang terjadi pada bulan ini di akhir-akhir kehidupan Rasulullah saw, yakni Haji Akbar. Haji yang terbesar dalam sejarah kehidupan Rasulullah saw.,. Dikatakan sebagai peristiwa besar, sebab ditilik dari segi kuantitatif umat Islam yang melaksanakannya tergolong banyak pada masa itu maupun ditinjau dari segi bobot, makna dan hikmah sejarah yang terkandung di dalamnya. Peristiwa ini terjadi tepatnya tanggal 9-10 Dzulhijjah tahun 10 H. atau 1413 tahun yang silam.
Ketika itu, Rasulullah setelah melaksanakan shalat subuh secara berjamaah, beliau segera berangkat menuju Mina bersama 100.000 jama’ah. Dalam perjalanan beliau tiba-tiba beliau menghentikan untanya dan berbalik kepada jamaah, dan perhatian jamaah semuanya tertuju kepadanya. Lalu kemudian beliau menyampaikan pesan:
أيها الناس , إسمعوا مني ، أبين لكم فإني لا أدري لعلي لا ألقاكم بعد عامي هذا في هذا الموقف أبدا
Wahai manusia: simaklah kata-kataku, karena akan kuterangkan kepada kalian sesungguhnya aku tidak tahu, barangkali aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat perhentian ini untuk selama-lamanya.
Dengan ungkapan sederhana yang memancarkan cinta kasih dari lubuk hatinya yang terdalam, beliau mengajak berkomunikasi dengan umatanya. Dalam kontak rasa dan jiwa semacam itu, beliau telah membangunkan perhatian kita yang hadir dengan pertanyaan-pertanyaan retoris yang diulangnya tiga kali berturut-turut.
أيها الناس ، هل تدرون أي شهر هذا ؟
أتدرون أي بلد هذا ؟ بلد الحرام .
أتدرون أي يوم هذا ؟ يوم الحرام
‘Tahukah kalian bulan apakan sekarang, negeri manakah ini dan hari apakah sekarang ini?
Bulan haram, negeri haram, Yaumul haram,
الله قد حرم عليكم دمائكم وأموالكم إلي أن تلقوا ربكم كحرمة يومكم هذا في بلدكم هذا وإنكم ستلقون ربكم فيسئلكم عن أعمالكم
‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas kalian darah dan harta sesama kalian sampai kalian berjumpa dengan rabb kalian nanti sebagaimana haramnya hari kalian ini, pada bulan kalian ini, di negeri kalian ini. Sesungguhnya kalian akan berjumpa dengan rabb kalian dan akan ditanya segala perbuatan kalian.
Lalu diajukan langsung pertanyaan kepada kita yang hadir mengikuti kata demi katanya itu:
Apakah aku sudah sampaikan? Kata Rasul. Anda sudah menyampaikannya, jawab kita serempak. Rasulullah berseru sambil menengadah ke langit, kemudian kembali menoleh kepada kita sambil berkata: Ya Allah, Persaksikanlah kesaksian mereka.
Demikian tegasnya Rasulullah menekankan kewajiban menghormati keamanan jiwa dan hak milik sesama manusia dan antar bangsa dengan bangsa lain sebagai dasar utama untuk memelihara persatuan, keamanan dan kedamaian di muka bumi yang kita huni ini.
Khutbah perpisahan ini mencapai puncak klimaksnya pada waktu Rasulullah menyampaikan pesan :
فأعقلوا أيها الناس قولي : فإنني قد بلغت وقد نركت فيكم ما إن اعتصمتم به فلن تضلوا أبدا ، أمرا بينا ، كتاب الله وسنتي
‘Wahai manusia, camkanlah perkataanku ini, sesungguhnya telah kusampaikan pada kalian, dan telah kutinggalkan pada kalian sesuatu yang bila kalian berpegang teguh padanya pasti kalian tidak akan tersesat selama-lamanya’.
Seusai menyampaikan khutbah perpisahan itu, Rasulullah turun dari untanya. Dan setelah menunaikan shalat dhuhur dan ashar secara berjamaah, beliau bersama kita berangkat meninggalkan tempat bernama Sakharat. Di snalah beliau menyampaikan wahyu Ilahi yang terakhir kali, sebagai penutup risalahnya:
أليوم أكملت دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا
‘Pada hari ini aku telah menyempurnakan bagi kalian agama kalian, dan aku telah menyempurnakan nikmat dan anugrah-Ku dan aku ridha Islam sebagai agama kalian’.
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt.
Sejak pertama kali selama 23 tahun Abu Bakar senantiasa mendampingi Nabi, baik dalam suka maupun duka, jauh sebelum kita menjadi pengikut Rasulullah. Intuisi Abu Bakar sangat tajam bahwa pristiwa ini pertanda risalah sudah ditutup dan perpisahan dengan Rasulullah yang sangat dicintai sudah dekat dan akan semakin bertambah dekat dari hari ke hari, dari jam ke jam, dari detik ke detik. Tak dapat diundurkan meski sesaat dan tak dapat dimajukan meski sekejap. Rangkaian pristiwa ini diterima Abu Bakar dengan isakan dan cucuran air mata.
Isakan tangis Abu Bakar semakin menjadi -jadi, suasana jadi kian mencekam. Para sahabat lainnya pun turut menangis, perlahan-lahan tangis itu menjalar ke seluruh umat yang hadir dan turut menyaksikan suasana itu. Pada suatu malam di akhir bulan safar tahun ke 10 H, sekembali ziarah dari pekuburan para syuhada dan setiba di rumah istri beliau, di situlah mulai badan beliau terasa sakit. Kian lama sakitnya semakin gawat. Beberapa minggu berselang, dengan dipapah oleh Ali dan al-Fadhl, beliau pergi juga ke masjid. Di sanalah beliau berpesan:
Hai umatku: Aku tahu bahwa kalian takut akan Nabi kalian wafat. Akan tetapi cobalah tunjukkan siapakah di antara nabi-nabi sebelum aku yang tidak mati. Aku tidak dapat berada di tengah-tengah kalian untuk selama-lamanya, karena tiap-tiap diri mesti merasai mati. Oleh karena itu, jika aku telah berbuat salah terhadap salah seorang dari kalian, di sinilah aku akan mempertanggungjawabkannya. Jika aku berhutang sesuatu kepada salah seorang di antara kalian, maka segala yang kebetulan aku miliki adalah kepunyaan kalian.
Kemudian Rasulullah saw. Berdo’a dan memohon rahmat Allah bagi kita yang hadir dan bagi mereka yang telah syahid di medan jihad. Dinasehatkannya kepada kita untuk menunaikan agama dan hidup dalam damai dan kelapangan hati. Lalu Rasulullah mengakhiri khutbahnya dengan mengutip firman Ilahi dalam al-Qur’an:
تلك الدار الآخرة نجعلها للذين لا يريدون علوا ولا فسادا والعاقبة للمتقين
‘Negeri akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.
Hadirin yang dimuliakan Allah swt.
Saat yang sama sekali tidak kita nanti-nantikan namun pasti datang juga. Rasulullah tidak pernah lagi tampil dalam shalat berjamaah. Hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H. bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632 M. dikala sedang khusyu’ shalat berbisik, nyawa Rasulullah yang agung itu pun terbang menemui pangkuan Rahmatullah.
إنا لله وإنا إليه راجعون
Persoalan terpenting bagi kita adalah mempertanyakan: hikmah apakah yang dapat kita timba dari pristiwa ini, di akhir-akhir kehidupan Rasulullah saw.
Nabi kita tercinta, Muhammad saw telah lama berpulang ke pangkuan Rahmatullah. Beliau telah dikuburkan dengan sederhana dalam pusara yang amat bersahaja, tanpa upacara dan tanda-tanda kemegahan duniawi. Namun demikian, beliau tidak begitu saja berlalu dalam sejarah umat manusia di bawah kolong langit ini. Beliau pergi setelah terlebih dahulu meninggalkan beberapa pusaka yang tak ternilai, yakni; dasar hidup, pedoman hidup dan teladan hidup.
Pertama, dasar hidup yang luhur dan abadi, yakni al-Islam yang bersumber dari Allah yang Maha benar, Mutlak lagi Sempurna. Firman Allah:
إن الدين عند الله الإسلام
‘Sesungguhnya (agama) atau dasar hidup di sisi Allah adalah al-Islam’.
Kedua : Pedoman hidup yaitu al-Qur’an dan Hadits. Al-Qur’an adalah sumber nilai dan norma asasi yang pertama. Sedangkan Sunnah al-Rasul merupakan sumber nilai dan norma asasi yang kedua.
وأطيعوا الله ورسوله إن كنتم مؤمنين
‘Taatlah kamu sekalian kepada Allah dan rasul-Nya, jika benar-benar kalian orang-orang yang beriman’
Ketiga : Teladan hidup. Yakni suri teladan yang telah dicontohkan Rasulullah saw. dalam pri hidup dan kehidupannya.
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجوا الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
‘Sesungguhnya telah ada bagi kamu sekalian pada diri Rasulullah itu uswatun Hasanah bagi siapa saja yang mengharapkan keridhaan dan pahala pada hari akhir nanti serta dia banyak mengingat Allah’. (al-Ahzab: 21)
Hadirin yang dimuliakan Allah swt.
Dari ketiga pusaka yang diwariskan Rasulullah yakni dasar hidup, pedoman hidup dan teladan hidup, kita dapat memperoleh jawaban dari berbagai pertanyaan penting tentang hidup manusia seperti; apa atau siapakah sumber hidup kita, apakah tugas, tujuan dan fungsi hidup kita di dunia, kapan, di mana dan berapa kali kita hidup dsb. Yang bertalian dengan dengan hidup kita di atas dunia ini.
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus merasa terikat jiwa, komitmen kepada ketiga pusaka itu yang ditandai dengan :
Kita mengimani kebenaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits Rasulullah sebagai agama wahyu yang mampu menjawab berbagai persoalan asasi manusia baik materil maupun sprituil, indidu maupum sosial kemasyarakatan, baik hubungan manusia dengan Tuhannya maupun dengan sesamanya atau dengan alam lingkungannya..
Kita meningkatkan pengetahuan, pendalaman, pemahaman dan penghayatan kita tentang Islam dengan segala seginya serta kaitannya dengan persoalan kehidupan dan penghidupan manusia dalam setiap kesempatan yang ada.
Kita mengamalkan al-Islam sejauh kemampuan kita.
Kita mendakwahkan Islam kepada segenap umat manusia sesuai dengan kesanggupan kita masing-masing.
Kita bersabar dalam berIslam, yakni tabah hati menanggung segala resiko sebagai konsekuensi orang yang beriman, berilmu dan beramal shaleh.
Demikian hikmah yang dapat kita petik dari perjalanan ruhani kita ke tanah suci pada zaman akhir hayat Rasulullah yang mulia yang abru saja kita jalani.
Marilah kita menutup khutbah ini dengan bersma-sama berdo’a kepada Allah swt. Semoga segala ibadah yang kita lakukan mendapat pahala yang berlipat ganda dan segala dosa yang telah kita perbuat diampuni oleh-Nya. Aaamiiiiiinnnn
Ya Allah, ampunilah segala dosa dan kesalahan kami, kesalahan ibu bapak kami, kesalahan guru-guru kami dan kesalahan para pemimpin kami. Bimbinglah kami agar senantiasa berada pada jalan-Mu yang lurus ‘shirat al-mustaqim’.
Ya Allah, jadikanlah negara kami sebagai negara yang aman sentosa, sejahtera dan jauh dari bencana dan malapetaka.
Ya Allah, Kami beriman kepada apa-apa yang telah Engkau turunkan kepada dan kami menjadi pengikut rasul-Mu. Catatlah kami dalam daftar orang-orang yang menjadi saksi atas kebenaran itu.
Ya Rabbana, Janganlah Engkau gelincirkan hati kami setelah Engkau memberi hidayah kepada kami. Anugrahilah kami rahmat-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi karunia.
Ya Allah, terimalah segala permohonan kami. Hanya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
بارك الله لي ولكم في القرآن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم ، وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم وأقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Teks Doa Khutbah Jumat Kedua Berhaji Wada’ Bersama Nabi SAW
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
Dibacakan di hadapan jamaah Masjid ‘Gazali’ Toddopuli Raya Makassar Tanggal 12 Pebruari 2003 M./10 Dzulhijjah 1423 H. Oleh Hasyim Haddade, M. Ag.
sumber : tongkronganislami.net