mrfdn.com - Beberapa tahun lalu, saya pernah ikut memotret acara lari marathon di tengah kota.

Awalnya saya kira, tinggal datang, arahkan kamera, jepret, dan selesai.

Tapi ternyata, foto yang saya hasilkan waktu itu… ya ampun, flat banget.

Para pelari terlihat kecil, pencahayaan nggak pas, dan background-nya cuma aspal polos yang nggak bercerita sama sekali. Dari situ saya sadar — menentukan spot foto itu krusial banget sebelum mulai motret.

Sekarang, setiap kali saya mau motret kegiatan olahraga di jalanan — entah itu marathon, fun run, atau sekadar latihan komunitas sepeda — saya selalu mulai dengan satu hal: survey lokasi.

Ini kedengarannya sepele, tapi ini yang membedakan foto biasa dengan foto yang “wah”.

Mencari Spot Foto yang Pas

Langkah pertama: cari tahu dulu rute acaranya. Saya biasanya buka situs atau akun media sosial penyelenggara, karena mereka sering bagiin peta rute peserta.

Dari situ, saya tandai beberapa titik yang kira-kira punya potensi bagus — misalnya area tikungan, jembatan, atau tempat yang punya elemen kota yang kuat seperti gedung atau mural warna-warni.

Saya pernah salah perhitungan waktu motret fun run di CFD Jakarta.

Waktu itu saya berdiri di titik yang “menurut saya” ramai.

Tapi ternyata, rutenya malah belok ke arah lain! Alhasil, saya cuma dapat beberapa pelari tersesat dan banyak foto kosong.

Sejak itu, saya selalu datang lebih awal buat ngecek langsung lokasi dan memastikan dari mana arah pelari datang.

Satu lagi yang penting: perhatikan arah matahari. Kalau kamu motret pagi hari, usahakan posisi kamu menghadap sedikit serong ke arah datangnya cahaya.

Jangan langsung ke arah matahari, nanti wajah subjek bakal gelap dan bayangannya panjang banget.

Tapi jangan juga membelakangi cahaya sepenuhnya, nanti hasilnya terlalu datar.

Spot Foto yang Bagus

Kalau ngomongin spot, saya punya beberapa favorit pribadi yang hampir selalu berhasil:

  1. Zebra cross. Ini klasik banget.

    Garis-garis putihnya kasih dimensi yang keren dan natural leading line.

    Plus, biasanya pelari atau pesepeda otomatis fokus waktu lewat situ, jadi ekspresinya dapet banget.

  2. Background gedung. Cocok banget kalau kamu mau nuansa urban.

    Gedung tinggi bikin foto terasa megah dan modern.

    Tapi hati-hati dengan refleksi cahaya kaca, kadang bisa bikin overexposed kalau nggak disetel dengan benar.

  3. Jembatan. Baik jembatan kecil maupun besar, keduanya bisa jadi spot keren karena punya perspektif garis yang kuat.

    Saya pernah ambil foto pelari dari bawah jembatan layang, hasilnya dramatis banget — kayak film dokumenter.

  4. Pepohonan. Kalau kamu pengin vibe yang lebih natural, carilah area dengan deretan pohon.

    Cahaya yang nyaring dari sela daun bisa jadi efek bokeh alami.

    Bonusnya, tempat ini juga teduh, jadi kamu bisa motret lebih lama tanpa kepanasan.

  5. Tikungan. Ini favorit saya untuk menangkap momen dinamis.

    Saat pelari atau pesepeda belok, tubuh mereka biasanya condong, menciptakan garis gerak yang keren banget di foto.

Tips Mencari Spot yang Keren

Nah, biar hasil jepretan makin “hidup”, ini beberapa trik yang saya pelajari dari pengalaman — sebagian lewat kegagalan juga, hehe:

  • Cari background yang bercerita. Jangan cuma bagus, tapi relevan. Misalnya, kalau event-nya bertema “lari untuk lingkungan”, spot dengan pepohonan atau taman lebih cocok daripada gedung beton.
  • Perhatikan warna sekitar. Hindari background yang warnanya sama dengan baju pelari. Kontras yang jelas bikin subjek lebih menonjol.
  • Manfaatkan elemen kota. Pagar, rambu lalu lintas, bahkan orang-orang yang menonton di pinggir jalan bisa menambah konteks. Jangan takut memasukkan sedikit “kekacauan” ke frame — itu justru bikin foto terasa nyata.
  • Datang lebih awal. Selain untuk survei, kamu bisa coba-coba beberapa angle sebelum ramai. Kadang angle paling menarik justru bukan yang kita rencanakan di awal.
  • Gunakan lensa tele atau zoom sedang. Ini penting kalau kamu ingin menangkap ekspresi tanpa harus berdiri terlalu dekat. Tapi kalau kamu mau hasil yang terasa “dekat dan personal”, lensa fix 35mm atau 50mm bisa banget.

Saya masih ingat waktu akhirnya berhasil motret di spot zebra cross dengan latar belakang gedung tinggi.

Cahaya pagi masuk dari sisi kanan, dan di frame ada pelari yang lagi lompat kecil menghindari genangan air.

Satu klik — dan hasilnya jadi salah satu foto favorit saya sampai sekarang.

Pada akhirnya, fotografi olahraga jalanan bukan cuma soal kecepatan shutter atau setting kamera.

Ini soal cerita di balik setiap momen yang kamu tangkap.

Spot yang kamu pilih bisa mengubah foto biasa jadi foto yang punya emosi, yang bikin orang berhenti scrolling dan bilang, “Wow, ini keren banget.”

Jadi, jangan asal jepret.

Nikmati prosesnya, eksplor spot yang belum tentu populer, dan biarkan kota jadi kanvasmu.

Kadang, momen terbaik datang dari tempat yang nggak kamu sangka.