Menemukan Jati Diri Sebagai Seorang Fotografer
Menemukan jati diri sebagai seorang fotografer
mrfdn - Kata seorang fotografer, jangan memanggil dirimu sebagai seorang fotografer.
Memotretlah karena kamu ingin memotret.
Jiwa memotret berasal dari dalam dirimu bukan karena hal lain.
Begitulah kira-kira kutipan kata-katanya.
Tetapi setiap dari kita punya pandangan sendiri tentang fotografi. Belajar fotografi itu bisa menumbuhkan bakat terpendam, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa fotografi itu bisa dipelajari, dan tidak harus berbakat di bidang fotografi.
Bagi pemula, atau mereka yang sedang mencari jati diri, dari foto yang mereka hasilkan berikut ada beberapa hal yang bisa membantu untuk menemukan jati diri itu
1. Menemukan POI atau point of interest
Objek foto itu selalu ada di sekitar anda. Sebagai fotografer kita harus mengenal dengan baik objek yang ingin kita foto.
Pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang.
Dan saya setuju dengan istilah tersebut.
Sebagai fotografer akan lebih memudahkan kita untuk mengungkapkan ekspresi dan emosi dari foto-foto kita dengan mengambil objek sekitar kita.
Selain itu kita juga bisa lebih mengenalinya. Hal ini tidak semua orang mau ketahui, mereka hanya memburu nafsunya untuk melihat foto-foto yang mainstream yang bertebaran di halaman internet.
Mereka rela keluar pergi jauh, tanpa mengenali daerah sekitarnya. Padahal di sekitarnya ini ada banyak sekali objek yang bisa dijadikan objek fotografi atau point of interest.
Baca juga :: POI yang mainstream bagi fotografer landscape
2. Menemukan style atau gaya dalam fotografi
Gaya fotografi berasal dari teknik foto yang dilakukan, pendekatan foto, cara edit foto, hingga hasil akhir yang dilihat atau diperlihatkan kepada orang.
Menemukan gaya dalam fotografi seseorang itu wilayah yang privat. Hasil akhir foto yang anda lihat adalah gabungan dari teknologi dan kemampuan dalam mengolah foto.
Jika seorang membuat sebuah karya foto, belum tentu ada orang yang bisa meniru gaya fotonya. Sebab gaya dalam fotografi ini sangat personal. Itu yang menjadi ciri-ciri seorang fotografer.
3. Praktekkan apa yang dipelajari lalu ulangi hingga benar-benar mahir
Setiap fotografer pemula pasti memiliki semangat yang membara untuk menghasilkan foto-foto yang keren. Jika foto tersebut dianggapnya keren, belum tentu orang lain melihatnya juga mengatakan keren.
Tanpa belajar maka hasil foto yang dihasilkan akan stak di situ-situ saja. Tidak ada perkembangan. Sejatinya seorang yang ingin mahir di satu bidang, maka dia akan mati-matian belajar dan terus belajar hingga menghasilkan foto yang bagus.
Misalnya anda mempelajari komposisi foto, mulailah dengan mempelajari komposisi dasar fotografi yakni rule of third. Jangan berhenti mencobanya hingga anda menemukan yang benar-benar pas di hati. Setiap objek foto tidak mesti diambil dengan komposisi rule of third, nah di situlah anda akan belajar sesuatu hal yang baru.
Baca juga :: Memaksimalkan komposisi fotografi
4. Tahu aturan dan kapan harus melanggar aturan dalam fotografi
Dalam fotografi secara teknis memang ada aturan. Aturan itu seperti hal yang harus anda kuasai terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap selanjutnya. Jika anda sudah mahir di satu bidang, maka cobalah untuk keluar dari aturan fotografi itu.
Misalnya, sebuah foto dengan komposisi foto rule of third. Foto tersebut terasa sangat membosankan jika terus diambil dengan style seperti itu.
Ketika kita mencoba mengambil angle lain, misalnya dengan menempatkan objek tepat di tengah maka hasilnya ternyata lebih unik. Di sana anda telah mempelajari bahwa anda sudah tahu kapan harus keluar dari aturan.
Ada istilah yang mengatakan bahwa, aturan dibuat untuk dilanggar.
Baca juga :: Kapan harus melanggar aturan fotografi
5. Mintalah kritik kepada orang yang lebih senior dan belajarlah juga mengkritik foto
Tidak ada salahnya jika kita meminta orang yang anda kagumi atau orang yang lebih dahulu mengetahui tentang fotografi, anda meminta kritik terhadap foto yang anda buat.
Kritik mampu membuat orang mengetahui dimana letak kesalahannya. Dimana seharusnya dia memperbaiki foto yang dihasilkannya.
Dengan mengkritik foto kita kita juga bisa belajar jujur terhadap diri sendiri, dan tidak bersikap angkuh terhadap hasil foto yang dihasilkan. Menganggap bahwa masih banyak foto keren yang dihasilkan orang lain di luar sana.
Kritik mampu membuat kita menilai foto secara objektif. Selain foto kita yang dikritik, belajar juga untuk mengkritik foto orang lain menurut versi anda. Jangan takut. Ungkapkan apa yang anda ketahui, belum tentu orang lain tahu apa yang anda ketahui.
Kritik foto bisa memacu seseorang berkarya lebih baik lagi.
6. Cari inspirasi dan referensi sebanyak mungkin
Tidak bisa dipungkiri bahwa menemukan inspirasi foto bagi fotografer itu bukan hal yang mudah. Disana dibutuhkan usaha yang kuat dan kreatifitas yang tinggi.
Inspirasi bisa muncul kapan saja, maka bersiaplah setiap saat. Nyalakan kamera lalu buatlah karya yang anda inginkan. Lalu dapatkan hasilnya.
Insirasi berasal dari referensi. Semakin banyak referensi foto anda maka tidak menutup kemungkinan anda akan memiliki inspirasi foto yang spontan.
Inspirasi foto sangat dibutuhkan saat melakukan foto komersil. Contohnya foto prewedding, dimana kita dengan klien harus menghasilkan foto yang menarik. Dan selama pemotretan otak si fotografer terus selalu berpikir ke depan, selanjutnya mau dipose bagaimana lagi si klien kita itu.
Baca juga :: Pentingnya menambah referensi foto
7. Tuangkan ide foto yang kamu dapatkan sebagai ekspresi dirimu
Di dunia ini, ide itu adalah hal yang sangat mahal..
Masalahnya adalah hanya sedikit orang yang mampu mewujudkannya. Jika anda memimpikan bisa membuat foto yang keren, jangan tahan diri untuk sekarang mulai menuangkan ide apa saja untuk anda foto.
Lakukan ini berulang-ulang hingga menemukan hasil yang memuaskan. Dan anda akan menjadi seorang fotografer yang benar-benar memiliki style.
8. Jadilah diri sendiri saat memotret
Maksudnya, kamu tidak mampu menjadi orang lain. Meskipun kamu mengidolakan orang lain, menyukai foto-fotonya sebanyak apapun tidak mampu membuat anda menjadi orang tersebut.
Anda harus menjadi diri anda sendiri, tidak ada hebatnya orang yang hanya meniru karya orang lain.
Untuk mencapai hal tersebut tidak mudah, namun juga tidak sulit. Anda hanya memerlukan konsistensi untuk terus belajar fotografi.
Seiring berjalannya waktu yakinlah bahwa anda akan menemukan jati diri anda sebagai fotografer, mampu menciptakan foto keren , dan anda memiliki gaya sendiri dalam berfotografi.
Jati diri itu ditemukan ketika anda telah melakukan berbagai hal pengalaman. Anda sudah melakukan cara ini itu hingga anda menemukan satu titik dimana hati dan pikiran anda selalu menuntun anda untuk melakukan itu.
Ketika anda sudah menemukan hal tersebut, maka orang lain pun akan mengetahui dan mengenali anda bukan hanya karena kenal dengan anda, tetapi juga mereka mengenali karya foto anda.