Pengalaman Menjadi Juri Lomba UI/UX Desain Website

mrfdn author

Rafi

Sharing pengalaman menjadi juri ui ux desain web.

mrfdn.com - Suatu hari teman saya yang berprofesi sebagai dosen mengajak saya untuk menjadi salah satu juri pada sebuah lomba desain website antar kampus se-Indonesia.

Entah apa motivasinya, mungkin karena dia sering melihat saya utak atik theme, atau pernah membantunya membuatkan theme wordpress. entahlah…

Awalnya saya menolak karena saya pikir masih banyak yang lebih kompeten dari pada saya.

Lalu saya pun akhirnya mengambil tawaran tersebut.

Tugas saya tidak banyak, saya hanya perlu menilai hasil desain website yang dikirim oleh adik-adik mahasiswa.

Desain web yang dikirimkan adalah hanya berupa desain dari figma yang diulik sedemikian rupa.

Bukan web yang sudah online.

Sayang sekali karena performa web secara UX tidak terasa begitu cepat.

Awalnya saya pikir desain yang dibuat oleh adik-adik mahasiswa akan biasa-biasa saja, tetapi ternyata di luar dugaan saya. Rata-rata desainnya keren-keren semua.

Banyak hal baru dan insight baru yang saya temui. Dan inilah pengalaman saya semenjak menjadi juri desain uiux web.

Kategori penilaian

Peserta hanya diminta untuk membuat 4 halaman penting, yaitu homepage, about, privacy dan disclaimer, dan kalau bisa buat fitur unik pada aplikasi web yang dimiliki.

Tetapi di luar dugaan banyak peserta yang lebih mengutamakan membuat fitur web app nya.

Meskipun fitur web nya keren, tetapi itu bisa menjadi nilai kurang karena halaman yang diminta tidak dibuat secara proper.

Bagaimana desain web mereka?

Dari sisi tampilan peserta sudah memiliki skill dasar untuk mendesain web.

Layout dan komponen yang ditampilkan sangat menarik.

Sedikit lagi sudah bisa menjadi desain web yang profesional.

Saya dan tim juri lainnya sangat excited melihat desain web yang sudah dibuat.

Mulai dari pemilihan warna yang bagus sampai mengimplementasikan efek transisi yang menambah kesan profesional web tersebut.

Presentase menjadi penilaian

presentase lomba ui ux desain web

Pada tingkat final, desain web yang sudah dikurasi sedemikian rupa akhirnya diminta untuk menyampaikan presentase.

Presentase web desain disampaikan secara online melalui zoom meeting.

Di sini peserta harus menyampaikan hasil desainnya sebaik mungkin.

Dan di luar dugaan peserta memiliki bakat presentase yang sangat baik.

Hampir semua peserta lomba bisa menyampaikan desain webnya dengan lancar, dan menjelaskan kosep web nya secara matang.

Akhir penilaian

Nilai yang diberikan dari masing-masing juri tentu berbeda.

Saya sendiri tidak memberikan nilai yang maksimal, karena menganggap bahwa ini adalah lomba ui ux.

Di pikiran saya, tentu lebih baik apabila web dibikin online supaya experience webnya bisa dirasakan secara maksimal.

Apabila hanya dibuat dalam bentuk figma, lalu file dibuka pada browser, performa web terasa lambat, dan itu mengurangi nilai ux.

Saran

Apabila adik-adik ada yang ingin mengikuti lomba ui ux sebaiknya membaca terlebih dahulu aturan yang lomba.

Dan alangkah baiknya jika web dibuat secara live.

Untuk hosting pun saya kira mudah, cukup web diupload secara static ke netlify, vercel, github pages, atau cloudflare pages.

Dengan demikian penilaian bisa lebih maksimal.

Demikian pengalaman saya menjadi juri lomba ui ux desain web.

mrfdn author

Rafi

  • 15 year+ of Linux user.
  • 5 years+ blogger and web developer.

Jika artikel yang dibuatnya ternyata bermanfaat, support dengan cara

Baca juga