Perkembangan Fotografi Landscape di Indonesia

mrfdn.com - Indonesia memiliki beraneka ragam pemadangan yang indah..

Tugas fotografer adalah mengabadikan setiap sudut pemandangan indah tersebut. Mereka yang menyukai genre foto landscape pasti selalu bersemangat ketika ditunjukkan satu tempat yang menarik.

Perkembangan fotografi landscape di Indonesia saat ini

Dengan semakin banyaknya orang bertemu di media sosial, makin menjamaknya aplikasi instagram. Semua orang berlomba-lomba untuk mengupload foto terbaik yang dimiliki. Tidak terkecuali foto-foto landscape. Foto landscape juga memiliki tempat di hati penikmatnya.

perkembangan-fotografi-landscape-di-indonesia

Saya ambil contoh saja yang saya lihat di kota saya tinggal yaitu di Makassar.

Tujuh tahun yang lalu saat hobi fotografi begitu marak disini, orang ramai-ramai memiliki kamera dslr.

Objek yang difoto kebanyakan adalah foto model, dengan objek mbak-mbak model yang cantik jelita.

Sangat jarang terlihat fotografer memegang tripod atau memiliki tas filter yang diselipkan di ikat pinggangnya. Saat itu hobi fotografi landscape yang saya kenal adalah hobi yang minoritas.

Tetapi sekarang di Makassar hobi foto landscape semakin banyak peminatnya.

Banyak orang yang ikut memberikan karya terbaik berupa foto landscape/pemandangan dari kota Makassar.

Sekarang sudah tidak jarang ditemui orang membawa tripod hanya untuk memotret keindahan sunset dari mesjid terapung, atau di pantai-pantai sekitaran Makassar.

Hobi landscape berkembang perlahan tapi pasti di kota ini. Saya sangat senang, bisa memiliki banyak teman sehobi yang banyak. Kita pun bisa saling berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang fotografi.

Ada yang dulunya hobi foto model kini putar arah menjadi fotografer landscape. Dan mereka bisa mendapat uang dari sana. Dengan cara mengantar orang-orang luar yang hobi foto landscape untuk hunting foto landscape di kota Makassar.

Kini tidak jarang kita melihat setiap sore orang memasang tripodnya di mesjid terapung Makassar untuk menangkap moment senja yang indah.

Dan aksesori tambahan yang dipakai tidak lain adalah filter gnd yang selalu terlihat tampan di depan lensa.

Tidak hanya di Makassar, di kota lain pun saya melihat hal yang sama. Semua fotografer yang hobi foto pemandangan semakin bertambah.

Foto-foto yang dihasilkan pun bagus-bagus. Kita bisa melihat di instagram lomba foto-foto kini sudah banyak yang bertemakan pemandangan di Indonesia.

Teknik fotografi landscape yang dilakukan juga tidak seperti sekali jepret langsung jadi, ada yang menggunakan teknik long exposure, teknik slow speed, ada juga yang suka foto bintang di malam hari, dan lain sebagainya.

Melihat perkembangan ini saya sangat senang, kita tidak kalah keren dari fotografer luar negeri.

Kita berkreasi melalui cara kita sendiri. Mungkin saja foto orang luar selalu terlihat bagus karena kondisi keadaan alam yang berbeda.

Kita di Indonesia sebenarnya memiliki banyak sekali tempat menarik hanya saja belum terjamah.

Tugas fotografer landscape adalah menemukan tempat itu. Anda setuju?

Sisi positif lain yang bisa didapatkan dari berkembangnya fotografi landscape di Indonesia adalah pariwisata kita semakin meningkat.

Banyak tempat wisata dibuka dan menjadi pusat perhatian turis lokal maupun mancanegara.

Secara tidak sadar kita pun turut meningkatkan pendapat negara kita, selain turut memperkenalkan keindahan alam Indonesia.

Hampir di tiap kota di Indonesia kini memiliki komunitas fotografer landscape.

Mereka sering melakukan hunting bareng dan mengexplore keindahan daerah masing-masing.

Ini adalah bentuk semangat bahwa fotografi landscape di Indonesia ini kita mesti apresiasi, dan melalui lensa dan kamera yang kita miliki ayo abadikan keindahan alam Indonesia ini.

Fotografi Landscape Indonesia

Menguasai Kamera Yang Dimiliki Saat ini Penting Dari Pada Mengeluhkannya
Ditulis oleh Rafi pada Friday, 31 August 2018
mrfdn author

Rafi

  • 15 year+ of Linux user.
  • 5 years+ blogger and web developer.

Jika artikel yang dibuatnya ternyata bermanfaat, support dengan cara

Baca juga

comments powered by Disqus