Perbedaan Bulan Puasa Ramadhan di Kampung dan Kota
Perbedaan bulan puasa di kota dengan di kampung
mrfdn - Akhirnya bulan puasa sebentar lagi tiba. Di bulan suci ramadhan umat muslim menjalakan ibadah puasa. Ada yang di mudik ke kampung halaman ada juga yang tetap di kota.
Ada suasana yang unik selama rangkaian ibadah puasa di kampung. Salah satunya adalah tentang bagaimana orang di desa melakukan shalat tarwih.
1. Penceramah saat ramadhan
Di kampung saya, saat bulan puasa, shalat tarwih selama satu bulan lamanya dipimpin oleh satu penceramah saja. Penceramah tersebut juga yang sekaligus memimpin dalam pelaksanaan shalat tarwih.
Ditambah, pada saat lebaran, penceramah itu pula yang bertindak selaku pengkhotbah sekaligus pemimpin shalat idul fitri.
Sewaktu saya kecil
Saya tidak pernah memusingkan hal tersebut. Adanya penceramah di mesjid dekat rumah saya menjadi hal yang sudah biasa saja. Tetapi setelah saya dewasa, saya berpikir kok mereka para penceramah itu itu melulu yang ceramah?
Saya tidak punya pengetahuan ilmu agama yang mendalam, atau sistem penceramahan di lingkungan para dai-dai. Saya hanya menceritakan apa yang saya lihat di sini.
Sewaktu saya sudah besar
Saya tinggal di kota, ternyata sistemnya beda dengan di kampung saya dulu. Setiap malam penceramah yang berdiri di atas mimbar bergantian. Bahkan di salah satu dinding mesjid tertulis jadwal ustads-ustad yang akan menjadi penceramah di mesjid tersebut dalam selama sebulan.
2. Waktu yang lebih cepat berlalu saat ramadhan
Untuk mengisi waktu saya biasa melakukan hobi memotret di sekitar mesjid. Sambil menunggu waktu buka puasa, nanti pas buka puasa langsung join sama orang-orang di dalam mesjid. :)
Di kota rasanya waktu lebih cepat berlalu. Entah karena kesibukan atau apa.
Sedangkan di kampung kalau menunggu sore hari rasanya lama sekali. Mungkin karena tidak ada kegiatan selama di kampung ya!
3. Suasana saat berpuasa
Di kampung, karena tidak adanya kegiatan, orang di rumah lebih banyak melakukan kegiatan seperti mengaji, tadarus, atau membaca buku agama. Beda dengan di kota yang sudah canggih. Berbagai kegiatan bisa dilakukan terlebih dengan akses internet yang lebih baik.
Melalui hp saja ada banyak aplikasi yang bermanfaat yang bisa diunduh dari playstore atau appstore. Salah satunya adalah jam pengingat sahur atau waktu berbuka puasa.
Menurut saya aplikasi tersebut sangat berguna terlebih di saat jam makan sahur. Kamu tidak ingin kan ketiduran hanya karena telat/lupa bangun makan sahur.
4. Suasana sahur di bulan puasa
Kalau di kampung ada anak-anak muda yang yang membangunkan warga untuk makan sahur. Mereka berjalan keliling kompleks, gang, membawa bunyi-bunyian yang membuat orang bangun sahur. Ada yang membawa bambu yang dibolongi tengahnya terus diketuk-ketuk, sambil teriak sahur, ada juga yang jalan sambil menarik pelapah kelapa yang sudah kering.
Di kota anak-anak juga aktif membangunkan orang untuk sahur. Namun yang saya lihat adalah di kota cara membangunkannya unik. Kamu pasti kaget kalau saya bilang mereka mengarak mobil open cap, kemudian di atas mobil tersebut dipasang beberapa spiker. Kemudian beberapa orang akan bernyanyi sepanjang jalan keliling kota. Itu yang dilakukan selama sebulan. Unik, gokil..
5. Suasana buka puasa
karya foto saya saat bulan puasa, motret sunset di sore hari menjelang buka puasa. hanya berdua dengan kamera. nikmat.
Kalau di kampung, buka puasa kalau bukan di rumah sendiri ya ke mesjid.
Sedangkan kalau di kota, banyak. Ada yang buka puasa di mall, di cafe, mesjid, kompleks, di pinggir jalan, dan lain-lain.
Dengan canggihnya teknologi, pesan makanan pun bisa lewat aplikasi gojek-grab .
Penjual makanan di pinggir jalan tumpah ruah. Pasar-pasar padat akan pembeli pada sore hari. Bahkan di buatkan satu tempat khusus untuk para pemburu makanan buka puasa yang harganya bervariasi, tentunya dengan menu yang beragam juga.
6. Jam kerja saat ramadhan
Di kota dan di kampung, jam kerja dikurangi. Suasa ini sangat berbeda dengan jam di luar ramadhan. Dari yang tadinya pulang jam 5 sore, bisa pulang jam 3 sore.
Terlebih ibu-ibu yang bekerja di kantor, mereka lekas pulang untuk menyiapkan makanan buka puasa keluarga di rumah.
Di kampung juga begitu sepulang kantor, orang-orang akan memadati pasar. Mereka datang untuk membeli bahan makanan persiapan berbuka puasa. Ada yang beli cendol, jus sirsak, pisang ijo, atau makanan ringan seperti kue pastel, donat, dan lain-lain.
Pantas saja bulan puasa selalu ngangenin semua orang.
7. Mudik sebelum lebaran
Bagi yang tinggal di kota, setiap tahunnya kita selalu melihat begitu arus mudik yang besar dari ibukota ke daerah.
Bagi orang yang tinggal di daerah, tidak ingin ketinggalan untuk berburu pakaian baju lebaran di kota. Bagi yang masih sempat mereka berdatangan ke mall, toko-toko untuk hunting baju lebaran, gamis, mukena, dan lain-lain.
Supir-supir mobil daerah yang mengantar orang pulang ke kampung selalu full. Mereka bahkan bisa pulang pergi ke kampung-kota sebanyak 3 kali dalam sehari.
Indonesia sebagai salah satu negara yang penduduknya terbanyak di dunia, moment ini selalu dirindukan. Bertemu keluarga di kampung adalah sesuatu yang selalu berkesan. Bagi yang sudah berkeluarga, perjalanan pulang ke kampung halaman dinikmati bersama keluarga baru. Membawa anak, untuk bertemu dengan kakek neneknya di kampung.
Akhir kata
Inilah cerita singkat saya mengenai perbedaan bulan ramadhan di kota dan di kampung. Bagaimana dengan kamu?