5 Alasan Menggunakan Lensa Manual Selama Hunting Foto

mrfdn author

Rafi

mrfdn - Berbicara tentang alat kamera fotografi, kalau dahulu orang menggunakan lensa manual untuk memotret. Sejak jaman kamera slr dengan media perekam film atau klise.

Kalau dahulu orang harus memutar lensa untuk mencari fokus, sekarang dengan teknologi yang semakin canggih, kita tinggal mengarahkan ke objek yang ingin difoto lalu menekan setengah shutter speed dan objek akan fokus secara otomatis.

Tangan dan mata tidak perlu capek untuk mencari-cari fokus lagi..

Namun bagi sebagian orang memutar fokus ring pada lensa adalah sesuatu yang selalu menyenangkan.

Alasan Saya Menggunakan Lensa Manual

Bagi saya memutar fokus pada lensa ibarat memancing ikan. Ketika saya mendapatkan gambar yang fokus, artinya saya berhasil menangkap satu ikan. Namun jika tidak mendapat foto yang fokus, maka saya mengulangi fotonya lagi. #kalau masih bisa diulang

Memang kelihatan klise, di tengah tengah banyaknya produk lensa yang telah dibuat auto tetapi masih menggunakan lensa manual.

Bukan tidak suka menggunakan lensa auto, tetapi ada beberapa alasan pribadi saya masih menggunakan lensa manual.

1. Harga murah

Inilah alasan utama saya masih menggunakan lensa manual.

Murah.

Lensa manual bisa didapatkan dengan harga 2 sampai 5 kali lebih murah daripada harga lensa auto. Misalnya lensa auto 50mm f/1.4 yang dijual seharga 5 juta, bisa saya dapatkan seharga 1.5 juta untuk lensa manual.

Harga murah itu juga ditebus oleh kondisi lensa yang sepadan. Sebenarnya harga lensa manual dipengaruhi oleh kondisi lensanya. Jika lensanya masih bagus, tidak berjamur atau tidak fog maka lensa itu bisa memiliki harga yang sedikit lebih mahal. Begitupun sebaliknya.

foto sepeda menggunakan lensa manual lebih berdimensi

Dengan menggunakan lensa manual yang murah meriah, saya masih bisa menghasilkan gambar yang menarik, dan berdimensi.

Bukan hanya murah, tetapi kualitas foto yang dihasikan juga tidak kalah dengan lensa-lensa auto jaman sekarang.

Baca juga :: Membuat foto lebih berdimensi

2. Ingin punya lensa yang unik

Bagi sebagian orang, menjadi berbeda itu adalah sesuatu yang wajib. Jika anda melihat orang yang menggunakan lensa manual, pasti anda bertanya tanya lensa apa yang digunakannya.

Lensa manual memiliki bentuk yang unik. Mulai dari ukurannya, warnanya, bahannya, semua unik. Ada yang memiliki ukuran sangat pendek, yang jika dipasangkan pada kamera dslr atau mirrorless maka kamera anda akan terlihat ganteng. Hehe..

Meskipun unik tetapi tidak melupakan kualitas gambar yang dihasilkan.

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan bahwa elemen lensa yang terdapat pada lensa manual itu masih lebih original berbahan kaca pilihan dengan kualitas bagus, dibandingkan lensa-lensa standar jaman sekarang.

Jaman sekarang lensa standar yang dijual dengan harga murah memiliki bahan yang sudah bercampur dengan bahan lain jadi tidak seratus persen berbahan kaca asli. Ada campurannya, dan ini sangat berpengaruh terhadap hasil / kualitas gambar yang dihasilkan. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal, orang mesti membeli lensa premium yang harganya agak mahal.

Dalam sesi hunting bersama, terkadang orang yang menggunakan lensa manual menjadi pusat perhatian di antara fotografer lain karena memiliki lensa yang kelihatan unik.

Selain bentuknya yang unik hasil foto pun terlihat unik. Yang paling menarik dari lensa manual adalah karakter bokeh atau blur nya yang unik. Pada merek tertentu lensa manual bisa menghasilkan efek bokeh yang tidak dimiliki oleh lensa auto.

Misalnya lensa Meyer Optic Gorlitz Trioplan 100mm f/2.8 yang bisa menghasilkan efek bokeh dreamy, atau lensa Helios 50mm f/1.4 yang mampu menghasilkan efek blur seperti berputar / swirly pada foto anda.

Jika anda tertarik dengan efek blur yang seperti itu maka silahkan mencari lensa manual. Masih banyak pilihan lensa manual yang bisa anda dapatkan di pasaran saat ini.

Baca juga :: 9 Tips Memaksimalkan Foto Model dengan Menggunakan Lensa 50mm

3. Ingin punya banyak lensa

Seiring tahun berlalu tidak terasa koleksi lensa saya sudah semakin banyak. Dry box sudah mulai penuh. Maka perawatan lensa pun harus ekstra hati-hati supaya tidak rusak karena jamur dan fog.

Lensa-lensa yang saya miliki telah membawa saya kepada pengetahuan tentang fotografi yang lebih lanjut. Lensa manual yang saya miliki adalah lensa manual dengan focal lenght fix semua. Mulai dari 17 fix, 35 fix, 50 fix, 100 fix, 135 fix.

koleksi lensa manual

Koleksi lensa saya

Pada awal saya menggunakan lensa manual yakni lensa 50mm, saya akhirnya mengetahui apa itu diafragma, apa itu f, sebab pada lensa manual bagian tersebut terlihat sangat jelas. Berbeda pada lensa auto yang kita tidak bisa melihat langsung bagaimana lensa itu bekerja.

Dengan banyaknya lensa manual yang saya miliki maka terkadang dalam sesi hunting saya harus membawa tas yang agak besar untuk membawa semua lensa saya. Atau bernegosiasi dengan keadaan nanti bahwa hanya akan menggunakan lensa tertentu saja. Pada akhirnya lensa manual pun membawa kesan kepada saya mengenai “cara berpikir”.

Sebelum memotret kita harus menentukan lensa apa yang ingin digunakan, fokus untuk memaksimalkan alat yang digunakan itu lebih efektif.

4. Membuktikan bahwa lensa manual pun bisa diandalkan

Itu juga yang menjadi alasan bagi saya. Di tengah-tengah orang yang menggunakan lensa auto fokus. Tidak sedikit yang menganggap bahwa lensa manual itu hanya lensa rongsokan, hasilnya tidak sebaik lensa auto, dan sudah tidak layak dipakai.

Tetapi apa yang dikatakan itu tidak benar sepenuhnya. Karena ternyata lensa manual yang dibuat puluhan tahun lalu pun masih bisa diandalkan saat ini.

Serasa tertantang untuk membuat foto yang bagus dengan berbekal lensa murah meriah ini. Saya rasa ini adalah suatu capaian yang baik ketika menghasilkan gambar yang baik dengan lensa manual yang saya miliki.

menggunakan foto keren orang berselancar lensa manual

Saya menggunakan lensa 135mm untuk mendapatkan foto ini. Senang rasanya mendapatkan hasil foto yang keren dari lensa manual. Lensa manual masih bisa diandalkan bukan!

Mungkin orang yang melihat-lihat foto saya bertanya lensa apa yang saya gunakan, saya sangat bangga menjawabnya dengan mengatakan “saya menggunakan lensa manual”.

5. Punya komunitas lensa manual

Ijinkan saya bercerita sedikit 

Pada tahun 2012 saya bertemu dengan teman yang menggunakan lensa Manual. Namanya mas Achri Bayu Ediputro. Kami bertemu pada satu event fotografi yang diakan di kota Makassar.

Waktu itu kamera DSLR masih banyak, sedangkan kamera mirrorless masih sedikit. Saya tertarik dengan lensa yang terpasang pada kameranya.

Lensa yang digunakan mas Bayu sangat unik, saya sudah lupa merek nya, tetapi di situ saya baru tahu lensa manual. Setelah menggunakan lensa manual punya mas Bayu, saya pun mencari lensa yang harganya kira-kira cukup untuk dompet mahasiswa.

Akhirnya saya belilah lensa manual pertama saya Nikon 50/1.8 E. Orang menyebutnya lensa pancace, karena ukurannya yang kecil dan tipis, seperti kue. Kamera DSLR saya pun langsung terlihat ganteng. :)

Seiring waktu berjalan ternyata bukan saya saja yang menggunakan lensa manual. Pada satu event foto besar di Makassar, saya bertemu dengan beberapa teman seperti om Rois, om STK, om Budi, om Maladi, om Rheinhard. Mereka semua sudah lama menggunakan lensa manual.

Hunting foto model bersama anak lensa manual Makassar.

Racun lensa manual semakin meraja lela. Di kampus saya yang memiliki komunitas fotografi pun menjadi sasaran empuk.

Saya memperkenalkan lensa manual kepada teman-teman dengan cara memamerkan bentuk lensa yang unik dengan hasil bokeh yang unik. Siapa coba yang tidak jatuh cinta melihat hasil foto dengan efek bokeh yang menarik!

Beberapa waktu kemudian, komunitas lensa manual Makassar pun terbentuk dengan nama LEMAK, sebagai regional dari Lensamanual.net pusat. 

Kami rutin kopi darat mendiskusikan foto, lalu melakukan event hunting. Salah satunya bisa anda baca pada artikel ini, hunting foto model konsep Pirates vs Sailor.

Dengan adanya event hunting seperti ini, semakin mempererat tali silaturahmi sesama fotografer. Terkhusus bagi pengguna lensa manual. Sampai sekarang meskipun sudah jarang hunting tetapi komunikasi tetap berjalan.

Akhir kata

Itulah beberapa alasan saya menggunakan lensa manual selama memotret. Meskipun pernah memiliki lensa auto, lensa manual memiliki kesan yang mendalam bagi saya selama berfotografi.

Jika anda tertarik membeli lensa manual, silahkan tentukan apa yang menjadi prioritas anda. Apakah anda mencari bokeh yang unik, atau keterbatasan dana untuk membeli lensa auto. Dan ingatlah bahwa apapun alat yang kita gunakan saat ini jangan sampai membuat kita tidak bersemangat untuk tidak memotret, teruslah memotret dan hasilkan foto-foto yang lebih baik.

Semoga artikel ini bermanfaat. :)

mrfdn author

Rafi

  • 15 year+ of Linux user.
  • 5 years+ blogger and web developer.

Jika artikel yang dibuatnya ternyata bermanfaat, support dengan cara

Baca juga