Mengambil Gambar Dengan Teknik High Dynamic Range (HDR) Sudah Ketinggalan Jaman

mrfdn.com - Belum ada yang mengalahkan mata manusia dalam menangkap dan gambar apa yang dilihatnya. Kita sebagai manusia memiliki kemampuan yang sempurna dalam hal itu.

Mengambil Gambar Dengan Teknik High Dynamic Range (HDR) Sudah Ketinggalan Jaman

Dalam fotografi dikenal dengan istilah dynamic range atau DR.

Dynamic range adalah kemampuan kamera dalam menangkap exposure dan warna dengan rentan yang luas/panjang.

Mata manusia mampu membedakan area gelap dan terang dengan sangat akurat. Sedangkan kamera secanggih apapun belum bisa melakukan hal ini. Kemampuan kamera yang dipaksakan untuk itu hanya akan menimbulkan noise, sedangkan mata kita tidak pernah mengalami yang namanya noise.

Hal inilah yang dikejar oleh produsen kamera. Mereka berlomba-lomba untuk membuat kamera yang mampu merekam gambar dengan dynamic range yang lebar/luas. Namun dengan kemampuan yang terbatas tersebut hasil foto yang didapatkan masih belum sempurna secara seperti yang semestinya diinginkan.

Mengambil Gambar Dengan Teknik High Dynamic Range (HDR) Sudah Ketinggalan Jaman

Misalnya ketika melihat dari dalam rumah, anda melihat ke luar jendela dimana hari sedang cerah. di bagian dalam rumah anda masih bisa melihat secara jelas apa yang ada di dekat jendela tersebut sedangkan pemandangan di luar jendela juga akan terlihat tampak normal. ya kan!

Berbeda ketika kita menangkap hal itu menggunakan kamera, kita harus menentukan exposure mana yang akan diambil. Apakah exposure bagian dalam rumah atau exposure bagian luar jendela. Ketika kita ingin mengambil exposure yang ada di bagian luar rumah, dalam satu jepretan pasti area di dalam rumah di sekitar jendela tersebut akan tampak lebih gelap.

Nah, untuk mengatasi foto yang menghasilkan kontras tinggi pada area tersebut, maka digunakanlah teknik hdr. Tekniknya yaitu dengan menggunakan beberapa foto dengan exposure yang berbeda. Kemudian digabung melalui layer-layer di photoshop.

Ketika kita mendapatkan situasi dimana scene yang mau kita ambil memiliki area highlight dan shadow yang extreme, kita bisa mengambil 3 sampai 5 gambar dengan exposure yang berbeda-beda. Tiap perbedaan satu exposure dengan yang lain adalah 1/3 atau 1/2 stop saja.

Mengambil gambar dengan teknik hdr umumnya dilakukan pada pemotretan landscape atau arsitektur. Dengan bantuan tripod, tiap gambar yang diambil jangan sampai berubah posisinya.

Contoh penerapan teknik HDR

Pertama kita mengambil dahulu 1 exposure yang normal 1/60. Kemudian kita mengubah exposure 1/3 stop lebih terang, jepret. Kemudian 1/3 stop dari exposure normal tadi lebih gelap. Jadi kita akan mendapatkan 3 foto. Dengan exposure yang berbeda-beda. Biasanya yang diubah disini adalah exposure pada speednya saja. Jadi kita akan mendapatkan tiga foto dengan masing-masing exposure 1/50, 1/60, 1/80.

Mengambil Gambar Dengan Teknik High Dynamic Range (HDR) Sudah Ketinggalan Jaman

Kemudian menggunakan photoshop kita membuka ketiga file tersebut dalam bentuk 3 layer. Untuk menggabungkannya. Pada foto yang kita ambil 1/3 stop lebih terang tadi digunakan untuk mengangkat area shadow, sedangkan pada foto yang diambil 1/3 lebih gelap tadi digunakan untuk menurunkan area highlight. Disini kita menggunakan teknik masking pada Photoshop.

Selain Photoshop anda juga bisa menggunakan software hdr seperti Photomatix.

Nah itulah secara singkat penjelasan tentang teknik HDR pada fotografi. Sebenarnya teknik ini bisa dibilang ketinggalan jaman. Sebab hasil foto yang didapatkan terkadang terlihat aneh. Apalagi ketika menggunakan aplikasi yang menggabungkan foto secara otomatis. Foto tampak tidak real.

Mengambil Gambar Dengan Teknik High Dynamic Range (HDR) Sudah Ketinggalan Jaman

Ada teknik baru yang digunakan oleh fotografer jaman sekarang yaitu teknik Luminosity Mask. Dengan luminosity mask hasil foto akan tampak lebih real daripada HDR, dengan memaksimalkan teknik pengolahan gambar di Photoshop.

Inilah Kamera dengan Resolusi Megapixel Tertinggi
Ditulis oleh Rafi pada Friday, 24 August 2018
mrfdn author

Rafi

  • 15 year+ of Linux user.
  • 5 years+ blogger and web developer.

Jika artikel yang dibuatnya ternyata bermanfaat, support dengan cara

Baca juga

comments powered by Disqus