The Most Epic From You
mrfdn.com - Ada 2 tipe fotografer, yang profesional fotografer dan hobist. Dalam tulisan ini saya hanya memberikan pandangan saya dari sudut seorang fotografer hobist sebab saya berada dalam lingkaran itu.
Dalam perjalanan melakukan hobi fotografi, pernahkah bertanya kepada diri sendiri bahwa sudah adakah foto terbaik yang pernah saya buat?
Jika sudah pernah, saya yakin kamu pasti belum puas dengan itu, inginnya mau terus dan terus membuat foto yang lebih baik lagi.
Selanjutnya apa yang dilakukan terhadap foto terbaikmu itu? Apakah hanya disimpan di hardisk, ataukah dishare di instagram, atau dicetak lalu dibingkai dan digantung di ruangan, atau diberikan kepada seseorang?
Sudah berapa lamakah kamu memotret? Sudahkah kamu membuat foto terbaik versi kamu? Pasti sudah pernah?
Kalau belum, mungkin saat ini kamu masih perlu menyempatkan waktu untuk memotret lagi. Foto apa yang kamu lebih sukai, coba wujudkan itu.
Saya sendiri merasa apa yang sejauh ini saya lakukan, masih belum begitu puas, meskipun sudah ada foto yang saya merasa itulah foto yang the most epic yang telah saya buat, yang menggambarkan sesuatu yang menjadi ciri khas saya pribadi.
Tapi suatu saat saya akan membuat yang lebih bagus lagi.
Foto yang dibuat dari dalam hati yang menggambarkan karakter dari sang fotografer itu adalah sesuatu yang sangat bermakna dan membanggakan, dan memorable.
Mencapai tahap itu membutuhkan waktu yang panjang, tidak instant. Sebab setiap foto yang dibuat alangkah baiknya jika dipahami setiap detail dari foto yang kita buat itu.
Perasaan gembira saat memotret akan terasa ketika melihat hasil foto kita perlihatkan kepada orang lain, dan mereka pun bertanya-tanya, dan memberikan apresiasi terhadap foto kita.
Perasaan gembira sebenarnya dimulai saat kita menentukan apa yang mau kita foto (konsep), lalu masuk ke proses foto, editing, lalu presenting.
Sebagian orang hanya membagikan foto-fotonya di media internet seperti instagram, mendapat followers dan like pada fotonya sehingga membuat dia lebih bersemangat untuk memotret lebih baik lagi.
Ada pula yang mencetak, membingkai lalu memajangkan karyanya di sudut ruagan rumahnya.
Tips saya, nikmatilah setiap waktu, setiap yang kita foto, akan memberikan kesan tersendiri. Jangan membuang foto-foto lama, sebab foto lama bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi sejauh mana perkembangan fotografi kita dari waktu ke waktu. Foto adalah lintasan waktu yang terekam dalam gambar satu demi satu.